BLOG Resmi Yayasan Pondok Pesantren Salafiyyah Syafi'iyyah Sukorejo Bangorejo Banyuwangi
Selasa, 05 Desember 2017
SEJARAH PONDOK PESANTREN SALAFIYAH-SYAFI'IYAH Sukorejo-Bangorejo-Banyuwangi
|
Pondok Pesantren
Salafiyah-Syafi’iyah terletak di desa Sukorejo kecamatan Bangorejo kabupaten
Banyuwangi. Di dirikan pada tahun 1986 M oleh KH.Wildan Suyuthi,seorang ulama
yang juga berkepribadian sederhana juga menantu KH.Dimyathi pengasuh Pondok Pesantren
Nahdlatut Tholabah yang terletak didesa Kepundungan kecamatan Srono kabupaten
Banyuwangi. KH.Wildan Suyuthi mendirikan Pondok Pesantren di sukorejo,pada
awalnya beliau tidak memberikan nama sebagaimana layaknya Pondok Pesantren yang
lain. Baru setelah beliau mendapatkan saran dan usulan dari rekan
seperjuangannya pada tahun 1987 M ditetapkan nama Salafiyah-Syafi’iyah. Nama
ini diambil dari sebuah nama pesantren di Tebuireng Jombang,kaerena beliau
alumni Tebuireng. Dengan lahir nya nama Salafiyah-Syafi’iyah beliau berharap
agar para santrinya kelak di masyarakat mampu dan mau memanfatkan ilmunya
sesuai dengan ulama’ terdahulu dan mengikuti madzhab Imam Syafi’i.
Adapun
yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah adalah
adanya semangat jihat yang mengkristal di dalam jiwa sang pendiri itu sendiri. Sebagai
seorang ulama’ yang telah di gembleng jiwanya bertahun-tahun di berbagai
Pesantren. KH.Wildan Suyuthi tetap tegar dalam menghadapi dan menangani segala
hambatan dan tantangan yang datang. Dengan bekal awal 1 santri yang mempunyai
i’tikad menghafal Al Qur’an ,Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah yang di
dirikan oleh KH.Wildan Suyuthi ini terus berkembang pesat.
KH.Wildan
suyuthi wafat pada tahun 2002. Sepeninggal beliau ibu Ny.HJ.Hafidhatul
khoiriyah (istri KH.Wildan suyuthi ) yang melanjutkat kepemimpinan Pesantren
seorang diri,karena para putra beliau masih dalam masa pendidikan/menuntut
ilmu. Namun keadan tersebut mulai berubah ketika putra ke 2 beliau melanjutkan
pendidikan dirumah,dan ikut aktif dalam menjalankan kepemimpinan di pesantren
bersama ibuk.
Saat keadaan
Pesantren memprihatinkan,karena jumlah santri yang merosot drastis,putra sulung
,Agus H.Zainal Arifin kundur dari pengembaraanya,menghafalkan ayat-ayat suci al
qur’an. Beliau menegaskan Pesantren Tahfidz anak. Beliau terinspirasi dari
pondok beliau terdahulu yaitu PP.Yanbu’ul Qur’an Qudus. Gagasan itu disambut
baik oleh masyarakat ,terbukti dengan kepercayaan mereka untuk menitipkan
anak-anak mereka di Pesantren. Tak hanya anak-anak ,pesantren yang secara
geografis terletak ± 100 m dari pasar rakyat Sukorejo tersebut juga kembali mendapat
kepercayaan/respon masyarakat dari luar daerah
untuk menititipkan putra /putri mereka disana.
Saat era Globalisasi
mulai menggaung keras dengan tuntutan Modernisasi. Pesantren
Salafiyah-Syafi’iyah yang sebagian santrinya sekolah diluar lingkup Pesantren terkena
arus Globalisasi. Karena kenakalan-kenakalan remaja yang seharusnya tidak
menempel pada jiwa seorang santri, pengasuh pun gelisah,pengurus resah dan wali
santri susah. Namun Allah maha pemurah,didalam benak pengasuh muncul ide untuk
mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal yang berada dibawah naungan Yayasan
Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah.
Gagasan itu
terwujud dengan berdirinya SMP AL QUR’AN, secara otomatis jumlah santri
bertambah karena setiap santri yang sekolah di SMP AL QUR’AN wajib bagi mereka
untuk mukim di Pesantren. Masyarakat pun menyambutnya dengan baik, terbukti
dari banyaknya pendaftar di awal tahun ajaran SMP tersebut. SMP tersebut di
pimpin oleh Agus M.Badruddin ( putra ke2 ). Namun sisitem pendidikan salaf
tidak di hilangakn untuk menjaga Himmah pendiri di awal pendirianya.
Langganan:
Postingan (Atom)